DEFINISI ANEMIA KRONIK
Anemia penyakit kronik adalah anemia yang timbul setelah terjadinya proses
infeksi atau inflamasi kronik. Biasanya anemia akan muncul setelah penderita
mengalami penyakit tersebut selama 1±2 bulan. Tumor
dulunya memang merupakan salah satu penyebab anemia penyakit kronik, namun
dari hasil studi yang terakhir tumor tidak lagi dimasukkan sebagai penyebab
anemia penyakit kronik.
Anemia akibat penyakit kronik adalah anemia yang dijumpai
pada penyakit kronik tertentu yang khas ditandai oleh gangguan metabolisme besi,
yaitu adanya hipoferemia sehingga menyebabkan berkurangnya penyediaan besi
yang dibutuhkan untuk sintesis hemoglobin tetapi cadangan besi di sumsum tulang
masih cukup.
ETIOLOGI
Belum
diketahui, tetapi penyakit yang mendasari timbulnya anemia akibat penyakit
kronik adalah:
- Infeksi kronik
a. Tuberculosis paru
b. Infeksi jamur kronik
c. Bronkhiektesis
d. Penyakit radang panggul
kronik
e. Osteomieletis kronik
f. Infeksi saluran kemih
kronik
g. Colitis kronik
2. Inflamasi kronik
- Arthritis rematoid
- Lupus eritematosus sistematik
- Inflammatcry bowel disease
- Sarkoidosis
- Penyakit kolagen lainnya
3. Neoplasma ganas
a.
CA : ginjal, hati,
kolon, pancreas, uterus, dll
b.
Limfoma maligna :
limfoma hodgin dan limfona non hodgin
MANIFESTASI KLINIS
- Konjungtiva anemi
- Takikardi
- Telapak tangan putih pucat
- Capillary refill 3 detik
- pusing
PEMERIKSAAN PENUNJANG
- anemia ringan sampai sedang, Hb jarang < 8 g/dl
- anemia bersifat normositer atau mikrositer ringan (MCV 75 – 90 fl )
- besi transferrin sedikit menurun
- protoporfirin eritrosit meningkat
- feritin serum normal atau meningkat
- reseptor transferin meningkat
- pada pengecatan tulang sumsum dengan biru prosia, besi sumsun tulang meningkat dengan butir – butir hemosiderin yang kasar
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
- Pemeriksaan laboratorium untuk diagnosis anemia terdiri dari 1) pemeriksaan penyaring (terdiri dari pengukuran kadar Hb, indeks eritrosit, dan apusan darah tepi), 2) pemeriksaan darah seri anemia (meliputi hitung leukosit, trombosit, retikulosit, dan laju endap darah), 3) pemeriksaan sumsum tulang, dan 4) pemeriksaan khusus sesuai jenis anemia. Selain itu, diperlukan pulaa pemeriksaan non-hematologik tertentu seperti pemeriksaan faal hati, faal ginjal, atau faal tiroid.
- Tahap diagnosis anemia terdiri dari 1) menentukan adanya anemia, 2) menentukan jenis anemia, 3) menentukan etiologi anemia, dan 4) menentukan ada tidaknya penyakit penyerta yang akan mempengaruhi hasil pengobatan (Bakta, 2006).
PENATALAKSANAAN
Tidak ada terapi spesifik yang dapat kita berikan untuk anemia penyakit
kronik, kecuali pemberian terapi untuk penyakit yang mendasarinya.
Biasanya apabila penyakit
yang mendasarinya telah diberikan pengobatan dengan baik,maka anemianya juga
akan membaik.
Pemberian obat - obat hematinic
seperti besi, asam folat, atau vitamin B12 pada pasien anemia penyakit kronik,tidak ada manfaatnya.
Belakangan ini telah dicoba untuk memberikan
beberapa pengobatan yang mungkin dapat membantu pasien anemia penyakit
kronik, antara lain:
- Rekombinan eritropoetin (Epo), dapat diberikan pada pasien - pasien anemia penyakit kronik yang penyakit dasarnya artritis reumatoid, Acquired ImmunoDeficiency Syndrome (AIDS), dan inflamatory bowel disease. Dosisnya dapat dimulai dari 50±100 Unit/Kg, 3x seminggu, pemberiannya secara intra venous(IV) atau subcutan (SC). Bila dalam 2±3 minggu konsentrasi hemoglobin meningkat dan atau feritin serum menurun, maka kita boleh menduga bahwa eritroit respons. Bila dengan dosis rendah responsnya belum adekuat, maka dosisnya dapat ditingkatkan sampai 150 Unit/Kg, 3x seminggu. Bila juga tidak ada respons, maka pemberian eritropoetin dihentikan dan dicari kemungkinan penyebab yang lain, seperti anemia defisiensi besi. Namun ada pula yang menganjurkan dosis eritropoetin dapat diberikan hingga 10.000±20.000Unit, 3x seminggu
- Transfusi darah berupa packed red cell (PRC) dapat diberikan, bila anemianya telah memberikan keluhan atau gejala. Tetapi ini jarang diberikan oleh karena anemianya jarang sampai berat.
- Prednisolon dosis rendah yang diberikan dalam jangka panjang. Diberikan pada pasien anemia penyakit kronik dengan penyakit dasarnya artritistemporal, reumatik dan polimialgia. Hemoglobin akan segera kembali normal demikian juga dengan gejala - gejala polimialgia akan segera hilang dengan cepat. Tetapi bila dalam beberapa hari tidak ada perbaikan, maka pemberian kortikosteroid tersebut segera dihentikan
- Kobalt klorida, juga bermanfaat untuk memperbaiki anemia pada penyakit kronik dengan cara kerjanya yaitu menstimulasi pelepasan eritropoetin, tetapi oleh karena efek toksiknya obat ini tidak dianjurkan untuk diberikan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar