DEFINISI
Glaukoma
adalah suatu penyakit yang memberikan gambaran klinik berupa peninggian tekanan
bola mata, penggaungan papil saraf optik dengan defek lapang pandangan
mata.(Sidarta Ilyas,2000).
Glaukoma
adalah kondisi mata yang biasanya disebabkan oleh peningkatan abnormal tekanan
intraokuler (sampai lebih dari 20mmHg). Tekanan yang tinggi kadang-kadang
mencapai 60-70 mmHg, menyebabkan kompresi saraf optikus ketika saraf tersebut
keluar dari mata dan dapat menyebabkan kebutaan. (Elizaberth C. Corwin, 2008).
Glaukoma adalah
sekelompok penyakit yang memiliki karakteristik berupa kerusakan saraf/ optic
neuropathy dan berkurangnya/ terjadi penyempitan luas lapangan pandang
serta biasanya disertai adanya peningkatan tekanan intraokuli (Salmon, 2009).
ETIOLOGI
Glaukoma
terjadi akibat adanya ketidakseimbangan antara proses produksi dan ekskresi/
aliran keluar aqueous humor. Beberapa faktor resiko yang dapat memicu
terjadinya glaukoma adalah tekanan darah yang tinggi, diabetes melitus, miopia, ras kulit hitam,
pertambahan usia dan pascabedah.
KLASIFIKASI
1.
Glaukoma
sudut terbuka /simplek (kronis)
Adalah
sebagian besar glaukoma (90% - 95%), yang meliputi kedua belah mata, disebut
sudut terbuka karena humor aqueous mempunyai pintu terbuka kejaringan
trabekuler. Sudut bilik depan terbuka
normal, pengaliran dihambat karena adanya perubahan degeratif jaringan
trebuekuler, saluran schelem dan saluran yang berdekatan. adanya hambatan
aliran AgH tidak secepat produksi, bila berlangsung secara terus menerus, maka
menyebabkan degenerasi syaraf optik, sel gangglion, atropi iris dan siliare.
Gejala yang timbul awal biasanya tidak ada kelainan biasanya diketahui dengan
adanya peningkatan IOP dan sudut ruang anterior normal seperti: mata terasa
berat, pening, pengelihatan kabur, halo di sekitar cahaya, kelainan lapang
pandang , membesarnya titik buta.
2.
Glaukoma
sudut tertutup/sudut sempit (akut)
Adalah
terganggunya aliran akibat tertutupnya atau terjadinya penyempitan sudut antara
iris dan kornea, serangan intermiten, tekanan normal bila sudut terbuka,
kedaruratan mata akut.
Disebut
sudut tertutup karena ruang anterior secara anatomis menyempit sehingga iris
terdorong kedepan, menempel kejaringan trabekuler dan menghambat humor aquaeos
mengalir kesaluran schelemm. Dimana terjadinya penyempitan sudut dan perubahan
iris ke anterior, mengakibatkan terjadi penekanan kornea dan menutup sudut
mata, AqH tidak bisa mengakir keluar, bilik mata depan menjadi dangkal. Gejala
yang timbul dari penutupan yang tiba-tiba dan meningkatnya IOP, adalah: nyeri
selama beberapa jam dan hilang kalau tidur sebentar, TIO >75 mmHg, halo
disekitar cahaya, headache, mual, muntah, bradikardi, pengelihatan kabur dan
berkabut serta odema pada kornea. Bila terjadi penempelan iris menyebabkan
dilatasi pupil dan jika tidak ditangani bisa terjadi kebutaan dan nyeri yang hebat.
3.
Glaukoma
Kongenital
Adalah
perkembangan abnormal dari sudut filtrasi dapat terjadi sekunder terhdap
kelainan mata systemik jarang (0,05%) manifestasi klinik biasanya adanya
pembesaran mata, lakrimasi, fotofobia blepharospme.
4.
Glaukoma
sekunder
Adalah
glaukoma yang terjadi dari peradangan mata, perubahan pembuluh darah, trauma.
Dengan gejala yang hampir mirip dengan sudut terbuka dan sudut tertutup
tergantung pada penyebab
PATOFISIOLOGI
Tekanan intraokuler dipertahankan oleh
produksi dan pengaliran Aqueus humor dimana
secara kontinue diproduksi oleh badan silier (sel epitel prosesus
ciliary bilik mata belakang untuk memberikan nutrien pada lensa. Aqueua humor
yang merupakan cairan jernih berbahan gelatinosa jernih yang terletak diantara
ruang antara lensa dan retina yang mengalir melalui jaring-jaring trabekuler,
pupil, bilik mata depan, trabekuler mesh work dan kanal schlem. Tekanan
intra okuler (TIO) dipertahankan
dalam batas 10-21 mmHg tergantung keseimbangan antara produksi dan pegeluaran
(aliran) AqH di bilik mata depan.
Peningkatan TIO akan menekan aliran
darah ke syaraf optik dan retina sehingga dapat merusak serabut syaraf optik
menjadi iskemik dan mati.
Selanjutnya menyebabkan kerusakan
jaringan yang dimulai dari perifer menuju ke fovea sentralis. Hal ini
menyebabkan penurunan lapang pandang yang dimulai dari derah nasal atas dan
sisa terakhir pada temporal.
1. Nyeri
pada mata dan sekitarnya
2. Pandangan
kabut
3. Mual,
muntah, berkeringat
4. Mata
merah, hiperemi konjungtiva dan siliar
5. Visus
menurun
6. Edema
kornea
PEMERIKSAAN
DIAGNOSTIK
1. Tonometri
Digunakan untuk
pemeriksaan TIO, tonometri yang sering digunakan adalah appalansi yang
menggunakan lamp (celah lampu) dimana sebagian kecildaerah kornea diratakan
untuk mengimbangi beban alat ukur ysng mengukur tekanan, selain itu ada juga
metode langsung yang kurang akurat yang lebih murah, dan mudah adalah schiotz
tonometer dengan cara tonometer ditempatkan lansung diatas kornea yang
sebelumnya mata terlebih dahulu dianastesi.
2. Gonioskopi
Digunakan untuk melihat
secara langsung ruang anterior untuk membedakan antara glaukoma sudut tertutut
dengan glaukoma sudut terbuka
3. Oftalmoskopi
Digunakan untuk melihat
gambaran bagain mata secara langsung diskus optik dan struktur mata internal
4.
Pemeriksaan
Lapangan Pandang
Gangguan lapangan pandang akibat
glaukoma terutama mengenai 30 derajat lapangan pandang bagian sentral.
Perubahan paling dini adalah semakin nyatanya bintik buta. Perluasan
akan berlanjut ke lapangan pandang Bjerrum (15 derajat dari fiksasi)
membentuk skotoma Bjerrum, kemudian skotoma arkuata. Daerah-daerah
penurunan lapangan pandang yang lebih parah di dalam daerah Bjerrum dikenal
sebagai skotoma Seidel. Skotoma arkuata ganda di atas dan di bawah
meridian horizontal, sering disertai oleh nasal step (Roenne) karena perbedaan
ukuran kedua defek arkuata tersebut. Pengecilan lapangan pandang cenderung
berawal di perifer nasal sebagai konstriksi isopter. Selanjutnya, mungkin
terdapat hubungan ke defek arkuata, menimbulkan breakthrough perifer.
Lapangan pandang perifer temporal dan 5-10 derajat sentral baru terpengaruh
pada stadium lanjut penyakit. Pada stadium akhir, ketajaman penglihatan
sentral mungkin normal tetapi hanya 5 derajat lapangan pandang (Salmon,
2009).
Alat-alat yang dapat digunakan
untuk melakukan pemeriksaan lapangan pandang pada glaukoma adalah automated
perimeter (misalnya Humphrey, Octopus, atau Henson), perimeter
Goldmann, Friedmann field analyzer, dan layar tangent (Salmon,
2009).
PENATALAKSANAAN
MEDIS
§ Terapi
Farmakologi
Tujuan
farmakologik adalah untuk mempertahankan kontraksi pupil agar pengaliran humor
aqueous lebih baik dan produksi humor aqueous dapat dikurangi. Pemberian
obat diharapkan haruslah sesuai dengan anjuran. Ada beberapa alternatif
obat yang diberikan :
1.
Pilocarpine
Adalah
obat miotik yang dipilih dalam pengobatan glaukoma sudut terbuka yang biasanya
diberikan dalam bentuk tetes mata atau dalam bentuk lain tetesan membram
(ocusert) yang biasanya diletakkan pada diatas // dibawah konjungtiva diberikan
pada malam hari agar efek miotik stabil pada pagi harinya dan efek bertahan
sampai seminggu, efek yang muncul biasanya seringkali menurunkan penglihatan
selama 1 -2 jam dan dapat menyebabkan spasme mata yang sering pada orang-orang
muda.
Cont
: pilocarpine, carbachol (carbecel)
efek ialah merangsang reseptor kolinergik, mengkontraksikan otot-otot iris
untuk mengecilkan pupil dan menurukan tahanan terhadap aliran humor aqueous
juga mengkontraskan otot-otot ciliary untuk meningkatkan akomodasi.
2.
Kolonerasi
inhibitor (miotik)
Physostigmine (eserine), Demecarium
bromide (humorsol),
isoflurophate (floropryt),
echothiopine iodide (phospoline iodede) yang mempunyai efek menghambat
penghancuran asetylchloholine yang berefek sebagai kolinergik tidak digunakan
pada glaukoma sudut tertutup (meningkatkan
tahanan pupil).
3.
Agent
penghambat beta adrenergik /adrenigic beta bloker
Dapat digunakan secara
mandiri atau kombinasi dengan obat-obat lainseperti Betaxolol mempunyai
keuntungan sedikit efek samping pada pulmonal. Penekanan pada lakrimal selama
satu menit dapat mencegah efek sisitemik yang cepat.
cont
: timolol meleate (timoptic), betaxolol hydrochloride (betoptic), levobunol
hydraochloride (betagan) yang berefek memblok impuls-impuls adrenergik
(sympathetik) yang secara normal menyebabkan mydriasis, mekanisme yang bisa
menurunkan IOP, tidak jelas.
4.
Agen
osmotic
Yang
biasanya diberikan pada keadaan yang akut yang berat dalam maksud menurunkan
IOP dengan menyerap cairan dari mata, bila osmotik oral tidakefektif atau
meyebabkan mual, manitol dapat diberikan secara intravenous
Contoh
: glicerine, (glycerol, osmoglyn), mannitol (osmitrol), urea (ureaphil,
urevert) berefek meningkatkan osmolaritas plasma darah, meningkatkan aliran
aqueous humor keplasma
Cat”
obat midriatik dan cycloplegik merupakan kontradiksi pada orang dengan glaukoma
karena dapat menyebabkan terbatasnya aliran humor aqueous humor.
5.
Agen
adrenergik
Seperti efinephryl
borate(eppy), epinephrine hydrochloride (glaucon, epifrin), epinephrine bitartrate(epitrate,mucocoll), dipivefrin
(propine) berefek menurunkan produksi humor aqueous dan meningkatkan aliran
aqueous jangan menggunakan untuk glaukoma sudut tertutup.
6.
Carbonik
Anhydrase Inhibitor
Cetazolamide (diamox), ethoxzolamide (cardase),
dichlorhenamide (daramide),
methazolamide (neptazane) berefek menghambat produksi humor aqueous.
§ Terapi Pembedahan
Terapi pembedahan
dilakukan apabila cara konservatif gagal untuk mengatur peningkatan IOP antara
lain iridotomy/ iredektomy
dengan membuang sebagian kecil iris dan membuka saluran antara ruang posterior
dan anteriordan biasanya kalau gagal dapat dilakukan trabeculectomy dengan
membuat pembukaan antara anterior dan rongga subkojungtiva
Tidak ada komentar:
Posting Komentar