15 Okt 2013

GASTROENTERITIS


A.            DEFINISI
Gastroenteritis merupakan suatu peradangan yang biasanya disebabkan baik oleh virus maupun bakteri pada traktus intestinal (Guyton & Hall, 2006).
Gastroenteritis atau diare adalah defekasi encer lebih dari tiga kali sehari dengan atau tanpa lendir dalam tinja. Diare akut adalah diare yang timbul secara mendadak dan berlangsung kurang dari 7 hari pada bayi dan anak yang sebelumnya sehat (Mansjoer,dkk, 2000 dalam Wicaksono, 2011).
Gastroenteritis adalah buang air besar (defekasi) dengan tinja berbentuk cairan atau setengah cairan, dengan demikian kandungan air pada tinja lebih banyak dari keadaan normal yakni 100-200 ml sekali defekasi (Hendarwanto, 2003).
Menurut WHO (1980) gastroenteritis adalah buang air besar encer atau cair lebih dari tiga kali sehari.
Gastroenteritis ialah keadaan frekuensi buang air besar lebih dari 4 kali pada bayi dan lebih dari 3 kali pada anak dengan konsistensi feses encer, dapat berwarna hijau atau dapat bercampur lendir dan darah (Ngastiyah, 1997).
Gastroentritis ( GE ) adalah peradangan yang terjadi pada lambung dan usus yang memberikan gejala diare dengan atau tanpa disertai muntah (Sowden,et all.1996).
Jadi, kesimpulannya, gastroenteritis adalah peradangan pada lambung dan usus. Sedangkan diare adalah symtom dari gastroenteritis.

B.            ETIOLOGI
Penyebab diare dibagi dalam beberapa factor yaitu:
1.          Infeksi
a.       Infeksi internal yaitu infeksi saluran pencernaan yang merupakan penyebab utama pada anak yang disebabkan infeksi bakteri (E. Colli, Salmonella,Shigella, Vibrio dll) parasit (protozoa:E. hystolitica , G. lamblia; cacing:Askaris, trikurus; Jamur :kandida ) melalui fecal oral :makanan , minuman,yang tercemar tinja atau kontak langsung dengan tinja penderita

b.      Infeksi parenteral yaitu infeksi dari bagian tubuh lain di luar alat pencernaan seperti otitis media akut, tonsilofaringitis, infeksi parasit : cacing,protozoa, jamur.keadaan ini terjadi pada bayi dan anak umur dibawah 2 tahun.


2.          Malabsorsi
-            Mal absorpsi kalbohidrat, disakarida ( intoleransi laktosa, maltosa dan sukrosa). Pada bayi dan anak-anak yang terpenting dan tersering adalah intoleransi laktosa.
-            Mal absorpsi lemak
-            Mal absorpsi protein

3.          Makanan
Makanan basi, baeracun, alergi terhadap makanan

4.          Psikologik
Rasa takut dan cemas walaupun jarang dapat menimbulkan diare terutama pada anak yang telah besar.

·         Dan jika ditinjau dari sudut patofisiologisnya, maka penyebab gastroenteritis akut (diare akut) ini dapat dibagi menjadi 2 golongan yaitu:
1.      Diare Sekresi (secretory diarrhoea), disebabkan oleh:
Infeksi virus, kuman-kuman patogen dan apatogen:
a) Infeksi bakteri misalnya Escherichia coli, Shigella dysentriae.
b) Infeksi virus misalnya Rotavirus, Norwalk.
c) Infeksi Parasit misalnya Entamoeba hystolitica, Giardiosis lambia.
Hiperperistaltik usus halus yang dapat disebabkan oleh bahan-bahan kimia, makanan, gangguan psikis (ketakutan, gugup), gangguan saraf, hawa dingin, alergi.

2.      Diare Osmotik (Osmotic diarrhoea), disebabkan oleh :
-          Malabsorbsi makanan (karbohidrat, lemah, protein, vitamin dan mineral).
-          KKP (Kekurangan Kalori Protein).
-          BBLR (Bayi Berat Badan Lahir Rendah) dan bayi baru lahir. (Suharyono dkk.,1994 dalam Wicaksono, 2011).

C.    KLASIFIKASI

Diare dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
·      Ditinjau dari ada atau tidaknya infeksi, diare dibagi menjadi dua golongan:
a.    Diare infeksi spesifik : tifus dan para tifus, staphilococcus disentri basiler, dan Enterotolitis nektrotikans.
b.     Diare non spesifik : diare dietetis.

·      Ditinjau dari organ yang terkena infeksi diare :
a.         Diare infeksi enteral atau infeksi di usus, misalnya: diare yang ditimbulkan oleh bakteri, virus dan parasit.
b.        Diare infeksi parenteral atau diare akibat infeksi dari luar usus, misalnya: diare karena bronkhitis.

·      Ditinjau dari lama infeksi, diare dibagi menjadi dua golongan yaitu:
a.        Diare akut
Diare yang terjadi karena infeksi usus yang bersifat mendadak, berlangsung cepat dan berakhir dalam waktu 3 sampai 5 hari. Hanya 25% sampai 30% pasien yang berakhir melebihi waktu 1 minggu dan hanya 5 sampai 15% yang berakhir dalam 14 hari.


b.        Diare kronik
Diare kronik ádalah diare yang berlangsung 2 minggu atau lebih (Sunoto, 1990).

Berikut ini penjelasan berdasarkan tingkat dehidrasinya, yaitu:
Klasifikasi
Tanda dan Gejala
Tak ada dehidrasi
Tak ada tanda dan gejala dehidrasi :
-          Keadaan umum baik, sadar
-          Tanda vital (tekanan darah, suhu, nadi, pernapasan) dalam batas normal
Dehidrasi tak berat
Dua atau lebih tanda-tanda berikut :
-          Gelisah, rewel
-          Mata cekung
-          Air mata kurang
-          Haus (minum banyak)
-          Mulut dan bibir sedikit kering
-          Cubitan kulit perut kembali lambat
-          Tangan dan kaki hangat
Dehidrasi berat
Dua atau lebih tanda-tanda berikut :
-          Kondisi umum lemas
-          Kesadaran menurun – tidak sadar
-          Mata cekung
-          Air mata tidak ada
-          Tidak mampu untuk minum/minum lemah
-          Mulut dan bibir kering
-          Cubitan kulit perut kembali sangat lambat ( ≥ 2 detik)
-          Tangan dan kaki dingin





D.    PATOFISIOLOGI
Terlampir Gastroenteritis akut ditandai dengan muntah dan diare berakibat kehilangan cairan dan elektrolit. Penyebab utama gastroenteritis akut adalah virus (roba virus, adeno virus enterik, norwalk virus serta parasit (blardia lambia) patogen ini menimbulkan penyakit dengan menginfeksi sel-sel). Organisme ini menghasilkan enterotoksin atau kritotoksin yang merusak sel atau melekat pada dinding usus pada gastroenteritis akut. Usus halus adalah organ yang palilng banyak terkena.
            Gastroenteritis akut ditularkan melalui rute rektal, oral dari orang ke orang. Beberapa fasilitas perawatan harian yang meningkatkan resiko gastroenteritas dapat pula merupakan media penularan. Transpor aktif akibat rangsang toksin bakteri terhadap elektrolit ka dalam usus halus. Sel intestinal mengalami iritasi dan meningkatkan sekresi cairan dan elektrolit, mikroorganisme yang masuk akan merusak sel mukosa intestinal sehingga akan menurunkan area permukaan intestinal.
            Perubahan kapasitas intestinal dan terjadi gangguan absorpsi cairan dan elektrolit. Peradangan dapat mengurangi kemampuan intestinal mengabsorpsi cairan dan elektrolit hal ini terjadi pada sindrom mal absorpsi yang meningkatkan motilitas usus intestinal. Meningkatnya motilitas dan cepatnya pengosongan pada intestinal merupakan gangguan dari absorbsi dan sekresi cairan dan elektroli yang berlebihan. Cairan potasium dan dicarbonat berpindah dari rongga ekstra seluler ke dalam tinja sehingga menyebabkan dehidrasi, kekurangan elektrolit dapat terjadi asidosis metebolik.(Suriadi,2004: 83)
            Iritasi usus oleh suatu patogen mempengaruhi lapisan mukosa usus sehingga terjadi produk sekretonik termasuk mukus. Iritasi mikroba juga mempengaruhi lapisan otot sehingga terjadi peningkatan motiltas menyebabkan banyak air dan elektrolit terbuang, karena waktu yang tersedia untuk penyerapan zat-zat tersebut di colon berkurang. (Corwin,2000:321)

F.     MANIFESTASI  KLINIS
-       Diare yang berlangsung lama (berhari-hari atau berminggu-minggu) baik secara    menetap atau berulang penderita akan mengalami penurunan berat badan.
-       BAB  kadang bercampur dengan darah.
-       Tinja yang berbuih.
-       Konsistensi tinja tampak berlendir.
-       Tinja dengan konsistensi encer bercampur dengan lemak
-       Penderita merasakan sekit perut.
-       Rasa kembung.
-       Kadang-kadang demam.
-       Berat badan menurun
-       Malaise
-       Muntah (umumnya tidak lama)
-       Membran mukosa kering

G.    KOMPLIKASI
1.    Dehidrasi berat, ketidakseimbangan elektrolit
2.    Syok hipovolemik yang terdekompensasi ( hipotensi, asidosis metabolik, perfusi sistemik buruk).
3.    Kejang demam
4.    Bakteremia
5.    Malnutrisi

Dari komplikasi Gastroentritis,tingkat dehidrasi dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
a.        Dehidrasi ringan
Kehilangan cairan 2 – 5 % dari berat badan dengan gambaran klinik turgor kulit kurang elastis, suara serak, penderita belum jatuh pada keadaan syok.

b.        Dehidrasi Sedang.
Kehilangan cairan 5 – 8 % dari berat badan dengan gambaran klinik turgor kulit buruk, suara serak, penderita jatuh pre syok nadi cepat dan dalam.

c.         Dehidrasi Berat.
Kehilangan cairan 8 - 10 % dari bedrat badan dengan gambaran klinik seperti tanda-tanda dehidrasi sedang ditambah dengan kesadaran menurun, apatis sampai koma, otot-otot kaku sampai sianosis.

H.    PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1.        Pemeriksaan laboratorium.
a)        Pemeriksaan tinja.
b)        Pemeriksaan gangguan keseimbangan asam basa dalam darah astrup,bila memungkinkan dengan menentukan PH keseimbangan analisa gas darah atau astrup,bila memungkinkan.
c)        Pemeriksaan kadar ureum dan creatinin untuk mengetahui pungsi ginjal.
d)       Pemeriksaan darah tepi lengkap (hemoglobin, hematokrit,leukosit)
e)        Pemeriksaan elisa untuk mendeteksi giardiasis

2.        Pemeriksaan elektrolit intubasi duodenum (EGD) untuk mengetahui jasad renik atau parasit secara kuantitatif,terutama dilakukan pada penderita diare kronik.

3.        Pemeriksaan radiologis seperti sigmoidoskopi, kolonoskopi dan lainnya biasanya tidak membantu untuk evaluasi diare akut infeksi.


4.        foto X-Ray abdomen

I.       PENATALAKSANAAN MEDIS
1.      Pemberian cairan.

2.      Diatetik : pemberian makanan dan minuman khusus pada penderita dengan tujuan penyembuhan dan menjaga kesehatan adapun hal yang perlu diperhatikan :
a.    Memberikan asi.
b.    Memberikan bahan makanan yang mengandung kalori, protein, vitamin,
c.    mineral dan makanan yang bersih.

3.      Obat-obatan
-       Racecordil  adalah Anti diare yang ideal harus bekerja cepat, tidak menyebabkan konstipasi, mempunyai indeks terapeutik yang tinggi, tidak mempunyai efek buruk terhadap sistem saraf pusat, dan yang tak kalah penting, tidak menyebabkan ketergantungan.
-       Loperamide merupakan golongan opioid yang bekerja dengan cara emeperlambat motilitas saluran cerna dengan mempengaruhi otot sirkuler dan longitudinal usus.
-       Nifuroxazide adalah senyawa nitrofuran memiliki efek bakterisidal terhadap Escherichia coli, Shigella dysenteriae, Streptococcus, Staphylococcus dan Pseudomonas aeruginosa. Nifuroxazide bekerja lokal pada saluran pencernaan.
-       Dioctahedral smectite (DS), suatu aluminosilikat nonsistemik berstruktur filitik, secara in vitro telah terbukti dapat melindungi barrier mukosa usus dan menyerap toksin, bakteri, serta rotavirus.

4.      Cairan per oral.
Pada klien dengan dehidrasi ringan dan sedang,cairan diberikan peroral berupa cairan yang berisikan NaCl dan Na,Hco,Kal dan Glukosa,untuk Diare akut diatas umur 6 bulan dengan dehidrasi ringan,atau sedang kadar natrium 50-60 Meq/I dapat dibuat sendiri (mengandung larutan garam dan gula ) atau air tajin yang diberi gula dengan garam. Hal tersebut diatas adalah untuk pengobatan dirumah sebelum dibawa kerumah sakit untuk mencegah dehidrasi lebih lanjut.
Keterangan:
Pemberian cairan,pada klien Diare dengan memperhatikan derajat
dehidrasinya dan keadaan umum.

5.      Cairan parenteral
Mengenai seberapa banyak cairan yang harus diberikan tergantung dari berat badan atau ringannya dehidrasi,yang diperhitungkan kehilangan cairan sesuai dengan umur dan berat badannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar