A.
DEFINISI
Gastroenteritis
merupakan suatu peradangan yang biasanya disebabkan baik oleh virus maupun
bakteri pada traktus intestinal (Guyton & Hall, 2006).
Gastroenteritis
atau diare adalah defekasi encer lebih dari tiga kali sehari dengan atau tanpa
lendir dalam tinja. Diare akut adalah diare yang timbul secara mendadak dan
berlangsung kurang dari 7 hari pada bayi dan anak yang sebelumnya sehat
(Mansjoer,dkk, 2000 dalam Wicaksono, 2011).
Gastroenteritis adalah buang air besar (defekasi) dengan tinja berbentuk
cairan atau setengah cairan, dengan demikian kandungan air pada tinja lebih
banyak dari keadaan normal yakni 100-200 ml sekali defekasi (Hendarwanto,
2003).
Menurut WHO (1980) gastroenteritis adalah buang air besar encer atau cair
lebih dari tiga kali sehari.
Gastroenteritis ialah keadaan frekuensi buang air besar lebih dari 4 kali
pada bayi dan lebih dari 3 kali pada anak dengan konsistensi feses encer, dapat
berwarna hijau atau dapat bercampur lendir dan darah (Ngastiyah, 1997).
Gastroentritis ( GE ) adalah peradangan yang terjadi pada lambung dan usus
yang memberikan gejala diare dengan atau tanpa disertai muntah (Sowden,et
all.1996).
Jadi, kesimpulannya, gastroenteritis adalah peradangan pada lambung dan
usus. Sedangkan diare adalah symtom dari gastroenteritis.
B.
ETIOLOGI
Penyebab diare dibagi dalam beberapa factor yaitu:
1.
Infeksi
a.
Infeksi internal yaitu infeksi saluran pencernaan yang merupakan penyebab
utama pada anak yang disebabkan infeksi bakteri (E. Colli, Salmonella,Shigella, Vibrio dll) parasit (protozoa:E.
hystolitica , G. lamblia; cacing:Askaris, trikurus; Jamur :kandida ) melalui
fecal oral :makanan , minuman,yang tercemar tinja atau kontak langsung dengan
tinja penderita
b.
Infeksi parenteral yaitu infeksi dari bagian tubuh lain di luar alat
pencernaan seperti otitis media akut, tonsilofaringitis, infeksi parasit :
cacing,protozoa, jamur.keadaan ini terjadi pada bayi dan anak umur dibawah 2
tahun.
2.
Malabsorsi
-
Mal absorpsi kalbohidrat, disakarida (
intoleransi laktosa, maltosa dan sukrosa).
Pada bayi dan anak-anak yang terpenting dan tersering adalah intoleransi
laktosa.
-
Mal absorpsi lemak
-
Mal absorpsi protein
3.
Makanan
Makanan
basi, baeracun, alergi terhadap makanan
4.
Psikologik
Rasa takut
dan cemas walaupun jarang dapat menimbulkan diare terutama pada anak yang telah
besar.
·
Dan jika ditinjau dari sudut
patofisiologisnya, maka penyebab gastroenteritis akut (diare akut) ini dapat
dibagi menjadi 2 golongan yaitu:
1.
Diare Sekresi (secretory
diarrhoea), disebabkan oleh:
Infeksi virus, kuman-kuman patogen dan apatogen:
a) Infeksi bakteri
misalnya Escherichia coli, Shigella dysentriae.
b) Infeksi virus misalnya Rotavirus,
Norwalk.
c) Infeksi Parasit
misalnya Entamoeba hystolitica, Giardiosis lambia.
Hiperperistaltik usus halus yang dapat disebabkan
oleh bahan-bahan kimia, makanan, gangguan psikis (ketakutan, gugup), gangguan
saraf, hawa dingin, alergi.
2.
Diare Osmotik (Osmotic
diarrhoea), disebabkan oleh :
-
Malabsorbsi makanan (karbohidrat,
lemah, protein, vitamin dan mineral).
-
KKP (Kekurangan Kalori Protein).
-
BBLR (Bayi Berat Badan Lahir Rendah)
dan bayi baru lahir. (Suharyono dkk.,1994 dalam Wicaksono, 2011).
C. KLASIFIKASI
Diare dapat
diklasifikasikan sebagai berikut :
·
Ditinjau dari ada atau tidaknya
infeksi, diare dibagi menjadi dua golongan:
a. Diare infeksi
spesifik : tifus dan para tifus, staphilococcus disentri basiler, dan Enterotolitis nektrotikans.
b. Diare non spesifik : diare dietetis.
·
Ditinjau dari organ yang terkena
infeksi diare :
a.
Diare infeksi enteral atau infeksi di
usus, misalnya: diare yang ditimbulkan oleh bakteri,
virus dan parasit.
b.
Diare infeksi parenteral atau diare
akibat infeksi dari luar usus, misalnya: diare karena bronkhitis.
·
Ditinjau dari lama infeksi, diare
dibagi menjadi dua golongan yaitu:
a.
Diare akut
Diare yang terjadi karena infeksi usus yang
bersifat mendadak, berlangsung cepat dan berakhir dalam waktu 3 sampai 5 hari.
Hanya 25% sampai 30% pasien yang berakhir melebihi waktu 1 minggu dan hanya 5
sampai 15% yang berakhir dalam 14 hari.
b.
Diare kronik
Diare kronik ádalah diare yang
berlangsung 2 minggu atau lebih (Sunoto, 1990).
Berikut ini penjelasan berdasarkan tingkat
dehidrasinya, yaitu:
Klasifikasi
|
Tanda dan
Gejala
|
Tak ada dehidrasi
|
Tak ada tanda dan gejala
dehidrasi :
-
Keadaan umum baik,
sadar
-
Tanda vital
(tekanan darah, suhu, nadi, pernapasan) dalam batas normal
|
Dehidrasi tak berat
|
Dua atau lebih tanda-tanda
berikut :
-
Gelisah, rewel
-
Mata cekung
-
Air mata kurang
-
Haus (minum
banyak)
-
Mulut dan bibir
sedikit kering
-
Cubitan kulit
perut kembali lambat
-
Tangan dan kaki
hangat
|
Dehidrasi berat
|
Dua atau lebih tanda-tanda
berikut :
-
Kondisi umum
lemas
-
Kesadaran
menurun – tidak sadar
-
Mata cekung
-
Air mata tidak
ada
-
Tidak mampu
untuk minum/minum lemah
-
Mulut dan bibir
kering
-
Cubitan kulit
perut kembali sangat lambat ( ≥ 2 detik)
-
Tangan dan kaki
dingin
|
D. PATOFISIOLOGI
Terlampir Gastroenteritis akut
ditandai dengan muntah dan diare berakibat kehilangan cairan dan elektrolit.
Penyebab utama gastroenteritis akut adalah virus (roba virus, adeno virus
enterik, norwalk virus serta parasit (blardia lambia) patogen ini menimbulkan
penyakit dengan menginfeksi sel-sel). Organisme ini menghasilkan enterotoksin
atau kritotoksin yang merusak sel atau melekat pada dinding usus pada
gastroenteritis akut. Usus halus adalah organ yang palilng banyak terkena.
Gastroenteritis akut ditularkan melalui rute
rektal, oral dari orang ke orang. Beberapa fasilitas perawatan harian yang
meningkatkan resiko gastroenteritas dapat pula merupakan media penularan.
Transpor aktif akibat rangsang toksin bakteri terhadap elektrolit ka dalam usus
halus. Sel intestinal mengalami iritasi dan meningkatkan sekresi cairan dan
elektrolit, mikroorganisme yang masuk akan merusak sel mukosa intestinal
sehingga akan menurunkan area permukaan intestinal.
Perubahan kapasitas intestinal dan terjadi gangguan
absorpsi cairan dan elektrolit. Peradangan dapat mengurangi kemampuan
intestinal mengabsorpsi cairan dan elektrolit hal ini terjadi pada sindrom mal
absorpsi yang meningkatkan motilitas usus intestinal. Meningkatnya motilitas
dan cepatnya pengosongan pada intestinal merupakan gangguan dari absorbsi dan
sekresi cairan dan elektroli yang berlebihan. Cairan potasium dan dicarbonat
berpindah dari rongga ekstra seluler ke dalam tinja sehingga menyebabkan
dehidrasi, kekurangan elektrolit dapat terjadi asidosis
metebolik.(Suriadi,2004: 83)
Iritasi usus oleh suatu patogen mempengaruhi
lapisan mukosa usus sehingga terjadi produk sekretonik termasuk mukus. Iritasi
mikroba juga mempengaruhi lapisan otot sehingga terjadi peningkatan motiltas
menyebabkan banyak air dan elektrolit terbuang, karena waktu yang tersedia
untuk penyerapan zat-zat tersebut di colon berkurang. (Corwin,2000:321)
F. MANIFESTASI KLINIS
-
Diare yang berlangsung
lama (berhari-hari atau berminggu-minggu) baik secara menetap
atau berulang penderita
akan mengalami penurunan berat badan.
-
BAB kadang bercampur dengan darah.
-
Tinja yang berbuih.
-
Konsistensi tinja tampak
berlendir.
-
Tinja dengan konsistensi encer
bercampur dengan lemak
-
Penderita merasakan sekit
perut.
-
Rasa kembung.
-
Kadang-kadang demam.
-
Berat badan menurun
-
Malaise
-
Muntah (umumnya tidak lama)
-
Membran mukosa kering
G. KOMPLIKASI
1. Dehidrasi berat,
ketidakseimbangan elektrolit
2. Syok hipovolemik
yang terdekompensasi ( hipotensi, asidosis metabolik, perfusi sistemik buruk).
3. Kejang demam
4. Bakteremia
5. Malnutrisi
Dari komplikasi
Gastroentritis,tingkat dehidrasi dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
a.
Dehidrasi ringan
Kehilangan cairan 2 – 5 % dari berat badan dengan
gambaran klinik turgor kulit kurang elastis, suara serak, penderita belum jatuh
pada keadaan syok.
b.
Dehidrasi Sedang.
Kehilangan cairan 5 – 8 % dari berat badan dengan
gambaran klinik turgor kulit buruk, suara serak, penderita jatuh pre syok nadi cepat dan dalam.
c.
Dehidrasi Berat.
Kehilangan cairan 8 - 10 % dari bedrat badan
dengan gambaran klinik seperti tanda-tanda dehidrasi sedang ditambah dengan
kesadaran menurun, apatis sampai koma, otot-otot kaku sampai sianosis.
H. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1.
Pemeriksaan laboratorium.
a)
Pemeriksaan tinja.
b)
Pemeriksaan gangguan keseimbangan asam
basa dalam darah astrup,bila memungkinkan dengan menentukan PH keseimbangan
analisa gas darah atau astrup,bila memungkinkan.
c)
Pemeriksaan kadar ureum dan creatinin
untuk mengetahui pungsi ginjal.
d)
Pemeriksaan darah tepi lengkap
(hemoglobin, hematokrit,leukosit)
e)
Pemeriksaan elisa untuk mendeteksi
giardiasis
2.
Pemeriksaan elektrolit intubasi
duodenum (EGD) untuk mengetahui jasad renik atau parasit secara
kuantitatif,terutama dilakukan pada penderita diare kronik.
3.
Pemeriksaan radiologis seperti
sigmoidoskopi, kolonoskopi dan lainnya biasanya tidak membantu untuk evaluasi
diare akut infeksi.
4.
foto X-Ray abdomen
I. PENATALAKSANAAN MEDIS
1.
Pemberian
cairan.
2.
Diatetik : pemberian
makanan dan minuman khusus pada penderita dengan tujuan penyembuhan dan menjaga
kesehatan adapun hal yang perlu diperhatikan :
a.
Memberikan asi.
b.
Memberikan bahan makanan yang
mengandung kalori, protein, vitamin,
c.
mineral dan makanan yang
bersih.
3.
Obat-obatan
- Racecordil adalah
Anti diare yang ideal harus bekerja cepat, tidak menyebabkan konstipasi,
mempunyai indeks terapeutik yang tinggi, tidak mempunyai efek buruk terhadap
sistem saraf pusat, dan yang tak kalah penting, tidak menyebabkan
ketergantungan.
- Loperamide merupakan
golongan opioid yang bekerja dengan cara emeperlambat motilitas saluran cerna
dengan mempengaruhi otot sirkuler dan longitudinal usus.
- Nifuroxazide adalah
senyawa nitrofuran memiliki efek bakterisidal terhadap Escherichia coli,
Shigella dysenteriae, Streptococcus, Staphylococcus dan Pseudomonas aeruginosa.
Nifuroxazide bekerja lokal pada saluran pencernaan.
- Dioctahedral
smectite (DS), suatu aluminosilikat
nonsistemik berstruktur filitik, secara in vitro telah terbukti dapat
melindungi barrier mukosa usus dan menyerap toksin, bakteri, serta rotavirus.
4.
Cairan per
oral.
Pada klien
dengan dehidrasi ringan dan sedang,cairan diberikan peroral berupa cairan yang
berisikan NaCl dan Na,Hco,Kal dan Glukosa,untuk Diare akut diatas umur 6 bulan
dengan dehidrasi ringan,atau sedang kadar natrium 50-60 Meq/I dapat dibuat
sendiri (mengandung larutan garam dan gula ) atau air tajin yang diberi gula
dengan garam. Hal tersebut diatas adalah untuk pengobatan dirumah sebelum
dibawa kerumah sakit untuk mencegah dehidrasi lebih lanjut.
Keterangan:
Pemberian
cairan,pada klien Diare dengan memperhatikan derajat
dehidrasinya
dan keadaan umum.
5.
Cairan
parenteral
Mengenai
seberapa banyak cairan yang harus diberikan tergantung dari berat badan atau
ringannya dehidrasi,yang diperhitungkan kehilangan cairan sesuai dengan umur
dan berat badannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar